Senin, 10 November 2014

Hubungan Radang Empedu dan Gejala Maag
Bagi sekalangan orang, gejala sakit maag dengan penyakit lain yang menyertainya, selalu dianggap sama saja. Karena memang kalau sakitnya masih seputar perut, orang akan berasumsi sakitnya sama saja. Kalau nggak maag, lambung atau pencernaan.
Tapi pernahkah berpikir di dalam perut tak cuma urusan lambung dan pencernaan? Ada usus, ada empedu dan macam-macam alat tubuh lainya. Kali ini kita akan membahahas korelasi antara kantong empedu dan gejala maag. Ini termasuk jarang dibicarakan dan dbahas.
Oke, pada prinsipnya kantong empedu adalah kantong yang dipakai untuk menampung cairan empedu yang berupa garam empedu dan lemak. Garam empedu itu dibutuhkan untuk membantu sistem pertahanan tubuh yang dikenal sebagai keseimbangan asam basa. Selain itu juga di dalam kantong empedu ada ekstrak empedu yang dipakai untuk mengemulsi lemak. Pada keadaan tertentu, akibat kesalahan makan dengan lemak yang berlebihan dan kadang disertai kuman yang masuk, maka terjadi proses pengendapan dari ekstrak lemak. Kemudian bisa menimbulkan permasalahan berupa pembentukan inti batu empedu (cholelithiasis) . Cholelithiasis ini bisa menimbulkan peradangan empedu (cholecystitis) . Sebaliknya, cholecystitis bisa menimbulkan batu empedu.
Cholecystitis memang kadang sulit diketahui dan keluhan subyektifnya memang hampir sama dengan sakit maag atau keluhan ''masuk angin'' biasa. Kecuali bila cholecystitis ini telah menimbulkan permasalahan yang spesifik, seperti kulit kuning, dan terbentuk batu empedu (cholelithiasis) yang menyumbat total di saluran empedu.
Karena hal itu akan menimbulkan rasa nggak enak di perut seperti maag disertai nyeri di ujung tulang belikat atau titik boas, kata ahli bedah laparoskopi ini. Nyeri di titik boas itu merupakan salah satu ciri khas penyakit gangguan empedu. Untuk lebih jelasnya, bisa dilakukan pemeriksaan dengan USG.
Apabila terjadi peradangan, empedu terus-menerus akan membengkak. Empedu akhirnya tidak bisa memproduksi sesuai dengan kapasitasnya yang seharusnya dan berisiko menimbulkan kebocoran empedu. Apabila peradangan cukup berat akan mengakibatkan perlengketan di beberapa tempat, terutama di liver dan usus besar. Hal itu yang paling banyak terjadi.
Kalau radang empedunya berlanjut dan meradang di dekat liver, maka akan menimbulkan nyeri di pundak (kerr). Nyeri di pundak terjadi karena ada peradangan yang melibatkan saraf di diafragma (sekat rongga badan). Itu berarti sudah ada peradangan yang melewati pada dinding kantong empedu dan ini sudah komplikasi. Nyerinya bisa kanan maupun kiri dan hilang-timbul. Makin lama rasa sakit ini semakin berat dan akhirnya nyeri menetap. Jika batu empedu cukup banyak, maka sebagian batu empedu ini bisa masuk ke saluran empedu --yang menghubungkan liver dengan usus 12 jari. Maka, sumbatan pun bisa terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar