Rabu, 22 Oktober 2014

Ginjal Tidak Sehat Memicu Penyakit Tulang!

Ginjal dan tulang? Waduh, jauh sekali, ya. Masa ada hubungannya sih? Ternyata, kedua organ ini mempunyai hubungan yang jauh lebih erat dari yang biasanya orang ketahui. Yuk kita mengintip seberapa erat hubungan mereka.


Seperti yang kita tahu, tulang bisa kuat terutama karena jasa kalsium dalam tulang. Nah, ternyata kalsium ini tidak sendirian dalam memperkuat tulang. Dia bekerja sama dengan fosfat, dan keduanya (bersama dengan beberapa unsur lain) membuat tulang kita kuat dan sehat.
Sayangnya, saat tubuh kita mempunyai terlalu banyak fosfat dalam darah, fosfat lalu  menarik kalsium dari tulang. Akibatnya, tulang yang kehilangan kalsium menjadi keropos. Selain itu, kalsium yang ‘pindah’ ke darah akan menumpuk, bisa menumpuk di pembuluh darah (disebut calcification), atau menumpuk di jaringan lunak (seperti paru-paru, mata, dan jantung).
Lalu, dimana posisi ginjal dalam hubungan ini? Ginjal menyeimbangkan jumlah fosfat dalam tubuh, karena fosfat merupakan sebuah elektrolit dan ginjal adalah penyeimbang elektrolit dalam tubuh.
Ginjal yang sehat mengeluarkan fosfat yang berlebih melalui air kencing kita. Saat ginjal tidak sehat dan terganggu, fosfat akan tertahan dalam darah sehingga terjadilah hiperfosfatemia (kelebihan fosfat).
Bagaimana mengatasi kelebihan fosfat dalam darah?
Kalau sudah terlanjur terjadi, lalu bagaimana? Ada beberapa langkah yang biasa ditempuh untuk mengatasi kelebihan fosfat.
1.  Cuci darah (dialisis/dialysis). Dengan catatan, cuci darah hanya mampu menghilangkan sebagian saja dari kelebihan fosfat tersebut.
2.  Menjalani diet dengan makan makanan rendah fosfat. Penderita gagal ginjal dianjurkan untuk mengkonsumsi kurang dari 800 mg fosfat per hari. Makanan/minuman yang mengandung kadar fosfat tinggi (seperti susu, coklat, keju, es krim, kacang-kacangan, sereal, kerang, dan hati) perlu dihindari.
3.  Minum pengikat fosfat (phosphate binder). Pengikat fosfat digunakan untuk menghambat penyerapan fosfat dalam saluran percernaan.  Pengikat fosfat diminum bersama makanan dan bekerja dengan berikatan secara langsung dengan fosfat yang ada dalam makanan. Fosfat yang terikat dengan pengikat fosfat akan membentuk garam yang tidak larut dan dibuang melalui feses.
KALSIUM ASETAT DAN KALSIUM KARBONAT
Di Indonesia, suplemen kalsium merupakan pengikat fosfat yang paling banyak digunakan. Contoh suplemen kalsium adalah  kalsium asetat dan kalsium karbonat.
Keduanya tentu baik untuk dikonsumsi. Tetapi, pada beberapa penelitian, dibuktikan bahwa untuk penderita gangguan ginjal, kalsium asetat ternyata memiliki keunggulan dibanding dengan kalsium karbonat. Apa saja keunggulan kalsium asetat?
1. Lebih efektif karena daya ikat lebih kuat.
Kalsium asetat memiliki daya ikat terhadap fosfat 2x lebih besar daripada kalsium karbonat sehingga lebih efektif dibandingkan dengan kalsium karbonat.
2. Lebih mudah larut sehingga mengikat fosfat dengan lebih efektif. Kelarutan kalsium asetat 10000x lebih larut daripada kalsium karbonat sehingga lebih efektif dalam mengikat fosfat makanan dan menghambat penyerapannya dalam tubuh.
3. Lebih praktis digunakan karena tidak perlu dikunyah. Banyak pasien yang tidak menyukai harus mengunyah kalsium setiap hari bersama dengan makanan. Selain repot, mengunyah kalsium rasanya seperti  kalau kita mengunyah kapur. Berbeda dengan kalsium karbonat, kalsium asetat tidak perlu dikunyah dan dapat langsung ditelan seperti obat lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar